Sunday 18 December 2011

Tips sebelum membeli asuransi

Kebanyakan orang tidak mengerti produk asuransi apa yang dibelinya. Ini adalah kesalahan yang sering saya temui. Jangankan mengerti bahwa pertanggungannya kurang, asuransi apa yang dibeli saja dia tidak paham

Bahkan ada  yang memiliki lebih dari 5 polis asuransi. Polis yang banyak ternyata tak menjamin hidup seseorang terproteksi dengan baik. ”Banyak yang hanya membayar premi, menyimpan polis, lalu ketika mengajukan klaim,  asuransi yang dibelinya ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan,” 

Selain tidak paham produk apa yang dibeli, kesalahan paling umum yang dilakukan nasabah adalah membeli asuransi dengan uang pertanggungan di bawah yang diperlukan. 

Kebanyakan orang cukup puas membeli asuransi dengan uang pertanggungan sebesar Rp 50 juta, Rp 100 juta, atau Rp 250 juta. Jangan keburu senang kalau sudah memiliki asuransi. Bayangkan jika pencari nafkah meninggal dan keluarga hanya mendapatkan uang pertanggungan sebesar Rp 250 juta, padahal pengeluaran per bulan sebesar Rp 10 juta. Uang itu hanya cukup untuk bertahan hidup selama dua tahun. Setelah itu bagaimana?

Berdasarkan survei, nilai pertanggungan asuransi jiwa di Indonesia hanya sekitar Rp 78 juta per polis per tahun. Padahal, kebutuhannya mencapai 10 kali lipatnya. Selisih uang pertanggungan dengan kebutuhan yang ada di Indonesia cukup besar. 

Tidak jarang  agen asuransinya yang merupakan teman, kakak, adik, atau keluarga dekat lainnya. Padahal, asuransi yang kita beli belum tentu cocok dengan tujuan keuangan kita. Misalnya, membeli asuransi yang preminya mahal dengan uang pertanggungan ala kadarnya. Padahal, kebutuhan lain masih banyak yang harus dipenuhi. Jadi, penting sekali untuk menghitung besaran kebutuhan asuransi lalu membeli asuransi yang sesuai. 

Membeli asuransi untuk anak 

Apakah anak Anda sudah dibelikan asuransi? Pertanyaan seperti ini biasa muncul ketika para orangtua berbicara tentang anak-anak mereka. Membeli asuransi dengan anak sebagai tertanggung merupakan hal yang tidak bijaksana.

Wah, apa lagi ini ? Tujuan membeli asuransi adalah untuk melindungi penghasilan sehingga jika kepala keluarga meninggal dan tidak dapat memberikan penghasilan lagi, keluarga yang ditinggalkan tetap terjamin. Maka, yang harus memiliki asuransi adalah orangtua agar jika terjadi risiko pada orangtua, kehidupan anak-anak terjamin. 

Orangtualah yang memiliki nilai ekonomis, bukan anak. Jika kehilangan anak, keluarga tidak kehilangan secara finansial, melainkan secara emosional.

Kesimpulan dari ilustrasi itu, 

orangtua yang membeli asuransi haruslah langsung menunjuk seorang wali. Tunjuklah wali yang dapat mengurus anak Anda jika Anda atau pasangan meninggal dunia. ”Menunjuk wali yang benar-benar jujur dan bertanggung jawab adalah hal penting

Asuransi untuk ibu rumah tangga 

Sebagian berpendapat, orang yang tidak bekerja, termasuk ibu rumah tangga, tidak perlu membeli asuransi. Seorang ibu rumah tangga memang tidak menghasilkan pendapatan bagi keluarganya. Namun, perlu diingat bahwa ibu rumah tangga berpotensi mengurangi pengeluaran keluarga.

Seorang ibu rumah tangga dapat berperan sebagai sopir pengantar anak ke sekolah, menjadi guru privat, guru berenang, juru masak, pengasuh anak, perawat, tukang kebun, pembersih rumah dan lainnya. Bayangkan jika si ibu tidak ada. 

Berapa besar pengeluaran yang harus ditanggung jika harus membayar sopir, guru privat, pengasuh anak, tukang kebun, atau pembersih rumah? Biaya inilah yang harus diperhitungkan ketika membeli asuransi jiwa untuk si ibu.

Bujangan beli asuransi
Asuransi jiwa terkait erat dengan upaya memproteksi penghasilan. Seorang bujangan yang tidak membiayai orangtua, saudara, atau keponakannya, alias tidak memiliki tanggungan secara ekonomi, tidaklah perlu membeli asuransi jiwa. Apalagi jika sudah memiliki investasi. Jika si bujang meninggal, tidak ada orang yang telantar karena tidak disokong secara finansial lagi olehnya. Ketika dia meninggal pun, biaya yang diperlukan hanyalah biaya pemakaman dan uang untuk membayar utang.

Namun,jangan salah walupun  bujangan seperti ini juga  memerlukan perlindungan asuransi cacat atau penyakit kritis. Jika suatu kali dia menderita sakit kritis atau cacat permanen sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhannya, UP  dari asuransi dapat menjadi biaya hidup.atau untuk modal usaha
.
Tidak memberi tahu keluarga 

Pada beberapa kebudayaan, berbicara soal kematian adalah hal yang tabu, sementara asuransi terkait dengan kematian. Beberapa orang memilih menyembunyikan polis asuransinya dan tidak memberi tahu keluarga jika dia memiliki polis asuransi. Hanya saja, jika itu dilakukan, ketika risiko meninggal terjadi dan kebetulan agen tak lagi berhubungan dengan nasabahnya atau sudah pindah ke bisnis lain, tetap saja keluarga si pemilik polis tidak menerima manfaat asuransi.

Polis tetap teronggok di tempat tersembuyi. Tidak dicairkan. Di beberapa perusahaan asuransi, batas akhir klaim asuransi jiwa adalah setahun setelah tertanggung meninggal.  pengajuan klaim meninggal selambatnya 60 hari setelah terjadinya risiko. Bila klaim diajukan lebih dari itu, harus ada alasan kuat dari termaslahat (penerima manfaat) mengapa baru diajukan. Bagian klaim akan menganalisis apakah klaim yang terlambat itu dapat disetujui atau tidak

Jangan taruh polis di ”safety box”

Kesalahan lain yang mungkin dibuat adalah menyimpan polis asuransi di safety box di bank. Jika pemegang polis meninggal, akan sulit membuka safety box tersebut. Letakkanlah polis asuransi di tempat yang mudah ditemukan, misalnya dalam satu map. Jika terjadi kebakaran atau bencana alam, map tersebut dapat langsung diselamatkan. Hindarilah membuat kesalahan-kesalahan seperti ini karena manfaat yang seharusnya diterima akan berkurang.
Bapak/ ibu yang terhormat setelah menganalisa hal di atas barulah saya akan menerangkan bagaimana seharusnya  membeli asuransi yang lebih utama ( Pyramid sisitem / Basic need )

jika anda sudah memiliki lebih dari satu polis asuransi, baik itu asuransi jiwa, kesehatan, sakit kritis, kecelakaan, pensiun dll. Tapi apakah manfaat yang didapat sudah maksimal?, terutama untuk proteksi jiwa? lalu bagaimana cara mengetahuinya.?

Contoh :

Suami            : Bekerja

istri      : Ibu rumah tangga (100% bergantung hidup pada suami
anak   : 3 orang, paling besar kelas 3 SMP
Pengeluaran wajib untuk biaya hidup rumah tangga : Contoh  5 juta / bulan untuk :

(makanan,pakaian,sekolah,bayar kontrakan, kpr, credit card, cicilan motor, kredit alat rumah tangga, bayar listrik,air, telpon, bensin,arisan,liburan keluarga,tunjangan utk orang tua anda dll )

PERTANYAAN :
Berapakah uang pertanggungan ( UP )  yang ideal untuk keluarga tersebut, jika suatu hal yang tidak diinginkan terjadi pada sang suami sebagai sumber pencari nafkah satu-satunya tutup usia ?


( Sebagai single parent, istri harus tetap mendapatkan uang 5 juta/bulan, bukan ? untuk menghidupi ketiga anaknya, tanpa harus bekerja, tanpa harus putus sekolah, tanpa menjual harta / asset tanpa harus menikah lagi)

JAWAB :

Salah satu instrumen investasi yang bisa menghasilkan uang tanpa harus bekerja adalah DEPOSITO. lalu berapakah dana yang harus ditinggalkan sang suami, yang kalau didepositokan nilainya bisa menghasilkan bunga sebesar 5 juta / bulan..??


RUMUS :
asumsi bunga deposito net: 5% pertahun

bunga perbulan: 5% / 12 bulan = 0,004

? (x) 0,004 = 5.000.000
?= 5.000.000 /0,004
?= 1.250.000.000,00   ( satu milyar dua ratus lima puluh juta rupiah )

Artinya, untuk bisa mendapatkan bunga deposito sebesar 5 juta/bulan rutin, sang istri harus memiliki uang 1.250.000.000,00 !!


BAGAIMANA CARANYA AGAR BISA MEMILIKI  DANA  1,25  MILYAR TERSEBUT ?

CARA PERTAMA:

Misalkan income anda adalah 7 juta/ bulan (84 juta/tahun), maka untuk mengumpulkan dana 1,25 milyar, anda harus bekerja selama: 1,25 milyar / 84juta = 15 tahun  (tanpa cuti, tanpa sakit, tanpa belanja)


CARA KEDUA :

Ikut program asuransi jiwa. (Pilihlah perusahaan asuransi jiwa yg terbaik. misalkan usia anda 30 tahun, untuk mendapatkan uang pertanggungan
1,25 milyar, cukup membayar premi antara 1jt -1,5jt/bulan.

Jika polis Anda disetujui, Hanya dalam waktu 2 minggu anda sudah bisa memiliki DANA 1,25 MILYAR  tersebut dalam bentuk  POLIS ASURANSI JIWA

( Silahkan pilih cara mana yang terbaik menurut anda sebelum terlambat )

Alangkah bijaksana jika sang istri tidak hanya mendapatkan penggantian income yang hilang saat suami sudah tiada, melainkan kalau bisa 2 atau 3x lipatnya, karena biaya hidup terus naik seiring naiknya inflasi( harga 2 barang nanti )


Nah, sudah cukupkah UANG PERTANGGUNGAN  yang ideal untuk anda dan keluarga yang anda sayangi..?

Beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang asuransi jiwa:

Q: Saya sudah hitung uang pertanggungan yang ideal, lalu berapa preminya?
A: Silahkan hubungi saya via SMS/ TLP 0812 18 546 563
 

Q: Klaimnya susah/dipersulit ga? jangan hanya manis-manis diawal.."
A: Selama Anda memenuhi persyaratan klaim yang tertera di Polis (contoh: kwitansi, hasil lab, surat kematian dll) dan semua dokumen tersebut sah/ tidak ada data2 riwayat kesehatan yang direkayasa, maka klaim Anda pasti dibayar.

Q: Saya ada pertanyaan tapi selain yang diatas, (misalnya tentang asuransi pendidikan anak, pensiun,top up,revisi polis  dll) boleh saya hub: viA Tlp / sms :
A: Silahkan, "Free of charge"

"Asuransi dibeli bukan karena mengharapkan orang cepat meninggal,
tetapi karena keluarga yang ditinggalkan harus
tetap hidup layak"

No comments:

Post a Comment